Selasa, 26 Februari 2013

Kepemimpinan Wirausaha

Seberapa penting aspek kepemimpinan penting bagi pengelolaan usaha?

Penting, karena dalam mengelola sebuah usaha kita harus mengerti  aspek sebuah kepemimpinan.
Sebagai contoh:
Ada nasehat penting dari seorang bernama “Gerald Abraham”, dia penasehat bisnis sebuah Firma, sekaligus Direktur sebuah Konsultan Keuangan, dia mengatakan, ada 9 aspek penting sebelum memulai usaha yaitu 
1. Memahami konsep produk atau jasa secara baik.
Memahami tidak hanya secara teknis produksi, tetapi juga target pasar yang dituju dan prospeknya. Mulai dari lingkungan yang terkecil hingga lingkungan yang besar, termasuk melihat sisi human behavior, kebutuhan konsumen dan lainnya.

2. Membuat visi dan misi bisnis.
Hanya seseorang atau perusahaan yang memiliki visi misi yang akan berhasil. Setiap orang yang mau memulai bisnis harus membuat visi dan misi agar tetap fokus terhadap tujuan bisnisnya. Tidak sedikit usaha yang mulai berkembang mengalami kegagalan pada tahab berikutnya, karena organisasi tersebut tidak fokus terhadap planning bisnis awal, akibat terlalu banyak mencoba mengembangkan bidang usaha baru lain.

3. Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses.
Sikap mental yang baik merupakan kunci keberhasilan dalam usaha. “Tidak ada kesuksesan yang diraih dalam waktu semalam.” Ini sesuatu yang harus di-ingat setiap calon “Entrepreneur”. Sukses membutuhkan waktu, sikap pantang menyerah, proses belajar yang berkesinambungan, melihat permasalahan secara positif, dan kehati-hatian namun tegas . Entrepreneur juga harus mampu melihat setiap peluang yang ada dan terus belajar dari setiap kegagalan.

4. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif.
Ilmu manajemen menyebutkan, “Perencanaan yang baik adalah 50 % keberhasilan” sedang strategi bisnis mutlak diperlukan agar usaha kita exis dan terus berjalan. Secara statistik, hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan oleh kurang efektifnya perencanaan bisis yang dibuat. Perencanaan bisnis perlu digambarkan secara akurat, sejalan dengan realitas pasar.

5. Pentingnya pengetahuan dasar manajemen, organisasi, dan system.
Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik, untuk memastikan proses produksi, distribusi, dan pemasaran berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu. Seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif, koordinasi dan komunikasi antara pegawai yang tidak efektif, sehingga banyak keputusan yang terhambat. Hal-hal tersebut menjadikan pemborosan biaya, waktu, dan produktifitas kerja karyawan.

6. Optimalisasi sumber daya manusia.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwa merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistem dalam jangka pendek. Nasehat bissnis menyebutkan, “Tempatkanlah seseorang sesuai dengan kemampuannya.” Dengan SDM yang tepat, maka kita sudah berada pada jalan untuk mencapai sukses.

7. Pemimpin yang mumpuni dan kreatif.
Dalam memulai usaha, setiap calon entrepreneur akan dihadapkan dengan banyak permasalahan. Tidak jarang, karena keterbatasan pengetahuan mereka membuat keputusan yang tidak tepat, sehingga usaha gagal dan bangkrut. Hal ini tidak akan terjadi apabila pemimpin bisnisnya seorang yang mumpuni dan kreatif.
Kreatifitas, seperti “thingking outbox” atau kemampuan melakukan analisa permasalahan diluar pemahaman yang sudah ada, dan mencari alternatif solusi kreatif dan akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreatifitas juga membantu anda dalam menyesuaikan produk-produk yang dihasilkan dapat diterima pasar. Kreatifitas juga termasuk kejelian seseorang melihat berbagai peluang.
Sosok pemimpin yang mumpuni sangat penting dalam menghadapi berbagai masalah. Ia seorang “problem solving” atas semua permasalahan yang ada, sekaligus menjadi panutan.

8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan.
Pemahaman atas aspek ini angat penting dalam perkembangan usaha anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik. Ilmu ini penting dipelajari, sebab menjadi variabel krusial dalam usaha. Misal, pengetahuan dasar atas cash flow atau arus kas, biaya pendanaan, modal kerja, dan lainnya.

9. Pemasaran, pelayanan dan product brand.
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa yang dihasilkan, tanpa pemasaran yang baik, maka akan sangat sukar untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan usaha.
Dipihak lain, pelayanan yang baik kepada pelanggan juga sangat penting, ilmu manajemen mengatakan, “Good service, good bissnis”, pelayanan yang baik merupakan bagian dari bisnis yang baik.
Keunggulan produk juga merupakan kunci perkembangan usaha, produk yang baik, diminati, dan disukai akan dicari oleh banyak konsumen.
Apa bila hal ini dijalankan dan diperhatikan, akan memudahkan keberhasilan usaha anda.

Manajer vs Pemimpin

1. Pemimpin selalu dan hanya berhubungan dengan orang-orang atau para bawahansedangkan manager tidak selalu berhubungan dengan orang tetapi juga bisa berhubungandengan waktu maka disebut managemen waktu, berhubungan dengan tujuan makadisebut managemen tujuan, dll.

2. Seseorang disebut manager karena ia melakukan fungsi management bukan karenaposisinya sebagai atasan sedangkan seseorang disebut pemimpin semata-mata karena posisi dia sebagai atasan.

3. Seorang pemimpin memiliki fungsi dasar adalah mengarahkan dan menggerakkanseluruh bawahan untuk bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan sedangkan fungsimanager adalah managemen yaitu kegiatan-kegiatan seputar perencanaan, pengorganisasian, penempatan staff, pengarahan dan kontrol.

4. Seorang manager lebih mengandalkan kekuasaan sedangkan pemimpin lebihmengandalkan kharisma atau kewibawaan yang dimilikinya.

5. Seorang manager dipilih melalui jalur formal (seperti dipilih oleh komisaris/direktur)sedangkan pemimpin biasanya berdasar kontrak social dengan anggota/bawahan.

6. Seorang manager bertanggung jawab kepada atasannya, sedangkan seorang pemimpin bertanggung jawab kepada anak buahnya.

7. Seorang pemimpin merupakan bagian dari pengikut sedangkan manager merupakan bagian dari organisasi.

8. Seorang manager belum tentu menjadi seorang pemimpin, tetapi seorang pemimpin dituntut untuk menjadi seorang manager terlebih dahulu. Agar mampu bertahan di era perubahan, organisasi bisnis memerlukan generasiyang baru – yaitu (pemimpin) – bukan manajer. Memahami perbedaan antara manager dan pemimpin itu penting. Pemimpin menundukkan konteks-konteks,mengatasi situasi turbulensi, melawan ambiguitas yang menghancurkanorganisasi – sedangkan manajer menyerah kalah.

Kepemimpinan awal dan kepemimpinan kontemporer

Kepemimpinan Awal

Pada umumnya studi-studi kepemimpinan pada tahap awal mencoba meneliti tentang watak individu yang melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka dan lain-lain (Bass 1960, Stogdill 1974).

Stogdill (1974) menyatakan bahwa terdapat enam kategori faktor pribadi yang membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, tanggung jawab, partisipasi, status dan situasi. Namun demikian banyak studi yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang membedakan antara pemimpin dan pengikut dalam satu studi tidak konsisten dan tidak didukung dengan hasil-hasil studi yang lain. Disamping itu, watak pribadi bukanlah faktor yang dominan dalam menentukan keberhasilan kinerja manajerial para pemimpin (Stogdill 1974).

Kepemimpinan Kontemporer

Definisi sederhana dari kepemimpinan kontemporer dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan kontemporer menekankan pemimpin sebagai pembentuk makna atau menggunakan kata-kata, gagasan dan kehadiran fisik untuk mengendalikan bawahannya.
Teori Kepemimpinan Kontemporer
1. Kepemimpinan Karismatik
Para pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan heroik yang luar biasa, ketika mengamati perilaku pemimpinnya.

2. Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin yang menginspirasi pengikutnya untuk melampau kepentingan pribadi mereka dan mampu membawa dampak mendalam dan luar biasa bagi para pengikutnya.

3. Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin yang memotivasi para pengikutnya menuju ke sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas.

4. Kepemimpinan Visioner
Kemampuan menciptakan dan mengartikulasi visi yang realistik, kredibel dan menarik masa depan organisasi yang sedang tumbuh dan membaik dibanding saat ini.

Apa itu Faktor X

Faktor X adalah sesuatu yang kita cari dan kita miliki. Ia akan menemani siapa saja yang ingin berubah, menjadi lebih baik. Faktor “x” yang melekat pada diri seseorang itu adalah benda tak berwujud, namun dapat dirasakan. Awalnya ia tidak melekat pada diri seseorang, atau kecil sekali. Namun kalau seseorang tersebut tekun, faktor X akan terus tumbuh karena ia hidup. Dan karena ia hidup, ia pun dapat menjadi mati. Ia akan hidup kalau seseorang tersebut menjaga kepercayaan, menumbuhkan kreatifitas dan keahlian, dan memberi banyak oksigen dari lingkungan yang bersih. Ia akan mati kalau seseorang tersebut main-main dengan kepercayaan, berperilaku arogan, menentang pembaharuan, dan membiarkan terjadi penuaan.

Cara menggali dan menemukan Faktor X

1. Kenalilah diri Anda sendiri dan mulailah menimbulkan “X” pada diri Anda

2. Carilah pintu yang mampu membuat “X” Anda tumbuh. Datangi dan ketuklah masing-masing pintu itu.

3. Pintu yang bagus adalah pintu yang di dalamnya terdapat ruang besar bagi Anda untuk berkembang dan di dalamnya terdapat pintu-pintu lain yang dapat Anda buka. terdapat pintu-pintu lain yang dapat Anda buka.

4. Waspadailah hidup yang nyaman, karena hidup yang demikian dapat membuat hidupmu sulit. Berselancarlah pada gelombang-gelombang ketidaknyamanan dengan berani menembus hal-hal baru yang sulit karena Anda akan mendapatkan pembejaran-pembelajaran baru.

5. Pintu yang tepat adalah pintu yang membuat Anda merasa mampu untuk tumbuh dan memberi ruang untuk berkembang.

Contoh sikap, tipe dan karakteristik Faktor X

Sikap menghadapi faktor X: Dalam menjalani bisnis kita ada faktor-faktor x yang tidak kita ketahui akan mempengaruhi rintisan bisnis kita. Orang yang berpengalaman mengetahui faktor-faktor x tersebut adalah wirausaha yang lebih senior. Cara kita menghadapi faktor x itu adalah belajar kepada orang-orang yang lebih senior. Banyak wirausaha yang lebih senior, bila kita ingin cepat sukses di bidang yang kita geluti, maka sangat perlu belajar pada wirausaha senior yang menggeluti bidang yang sama dengan kita.
Tipe Faktor X:
A. Faktor X yang mendukung berwirausaha :
1. Niat dan keinginan untuk berwirausaha
2. Adanya peluang untuk melakukan usaha
3. Bisa mengurangi tingkat pengangguran di sekitar kita
4. Mengeluarkan kemampuan yang kita punyai
5. Menerapkan dan meningkatkan kreativitas
6. Memanfaatkan kesempatan yang ada
7. Adanya modal usaha yang mendukung
8. Memanfaatkan sesuatu menjadi lebih baik/bermanfaat
9. Tingginya minat/ketertarikan konsumen/pasar terhadap usaha yang akan kta lakukan
10. Enaknya/nyamannya menjadi wirausahawan atau business man

B. Faktor X yang menghalangi berwirausaha :
1. Tidak mempunyai niat untuk menjadi wirausahawan/berwirausaha
2. Kurangnya kreativitas
3. Tidak percaya diri atas usaha yang dilakukan
4. Banyaknya saingan
5. Susahnya pemasaran/memasarkan
6. Minimnya minat pasar
7. Takut gagal dan rugi

Karakteristik faktor “X” :
1. Merupakan penentuan keberhasilan.
2. Merekat pada diri manusia. 
3. Tidak diperoleh dalam waktu sekejap.
4. Namun ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi “x” besar.
5. Dapat berasal dari diri sendiri, namun juga dapat berasal dari luar diri.
6. Sekali tumbuh ia dapat dipakai untuk usaha lainnya.

Karakter dan Resiko


Apa itu karakter yang berorientasi pada tindakan?

Salah satu ciri seorang pengusaha adalah pikirannya yang lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau berwacana. Seorang pengusaha selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Kalau dia hanya berkata-kata dan tak bertindak, segala kesempatan yang ada berubah menjadi bencana (kerugian). Selain itu, seorang pengusaha juga harus memiliki orientasi PDCA (plan, do, check, and action). Hal ini berarti dia tidak hanya sekedar merencanakan berbagai strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya. Secara spesifik, seorang pengusaha harus menghindari:
1. NATO (no action talk only)
2. NADO (no action dream only)
3. NACO (no action concept only)

NATO hanya akan menghasilkan gosip, NADO hanya menghasilkan visi tanpa tindakan, dan NACO hanya menghasilkan teori dan falsafah. Umumnya, yang berpikiran NACO adalah akademisi yang berpikir menggunakan logika formal.

Seorang konseptor atau teoretikus, bekerja dengan data dan jarang sekali berada di lapangan. Sebaliknya, seorang wirausaha menghabiskan 90% dari waktunya di lapangan bersama-sama dengan karyawan, pemasok, dan pelanggan-pelanggannya. Karena bekerja dengan data, maka supaya valid dan ilmiah, seorang konseptor harus terbiasa menguji data-datanya, membangun model, dan melakukan validasi. Masalahnya, kalau seorang konseptor tidak menguasai keadaan dan informasi di lapangan, dia bisa menjadi ragu akan keputusannya, sehingga cenderung mengulangi lagi siklus di atas, yaitu mengumpulkan data lagi. Akibatnya, dia bisa berputar-putar dan lebih berorientasi pada pikiran daripada tindakan.
Sebaliknya, seseorang yang berorientasi pada tindakan adalah orang yang memiliki tingkat efektivitas yang tinggi.

Sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan

Berorientasi pada tindakan adalah melakukan suatu tindakan yang dilandasi dengan akal pikiran yang sehat berdasarkan pada keadaan yang sedang terjadi saat ini. Dalam melakukan tindakan ini, dibutuhkan keberanian dari diri orang itu sendiri dan tindakan yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuannya. Tujuan disini adalah untuk mendapatkan reaksi dari orang yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan dari tindakan tersebut diperlukan beberapa kebiasaan yang harus dilakukan yaitu:
1. Proaktif
Mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu atau berwacana

2. Bermula dari ujung pemikiran (goal oriented)
Misi pribadi ditemukan melalui serangkaian tindakan atau kejadian-kejadian pahit sehingga membentuk kebajikan dan filosofi hidup

3. Mendahulukan hal yang utama
Berikan waktu lebih untuk bekerja dengan perencanaan, mengembangkan hubungan, memanfaatkan peluang-peluang dan recharge pengetahuan

4. Berfikir dan bertindak win/win
Berwirausaha pada dasarnya adalah berupaya untuk memenangkan kehidupan.

5. Cari tahu dulu untuk memahami, baru dipahami
Seorang wirausaha harus memiliki keterbukaan (open mind) untuk mendengarkan, dan tidak cepat-cepat menolak, berargumentasi, atau melawan atas apa yang didengar dari pihak lain.

6 Sinergi
Seorang Wirausaha harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang lebih besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Sinergi yang efektif sangat bergantung pada komunikasi.

7. Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Berikan makanan pada jiwa (spiritual), hidup yang seimbang, lakukan meditasi, bacalah buku-buku self-help yang membangkitkan semangat atau dengarkanlah  musik yang menggairahkan. Jangan pernah takut mengahadapi kesalahan kecil.

8. Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya
Dari prilaku efektif menjadi luar biasa. Mulailah dengan menemukan atau mengenali keunikan diri sendiri.

Apa itu resiko?
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia: "Resiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan"

2. Arthur Williams dan Richard, M. H.: ”Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu”

3. Prof Dr.Ir. Soemarno,M.S.: ”Suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi disebut resiko”

4. Ahli Statistik: Resiko adalah derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.

Identifikasi resiko potensial

Identifikasi risiko adalah proses menganalisis untuk menentukan secara sistematis risiko (kerugian potensial). Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan cara :
1. Pendekatan T-K-P 
T (Tempat) yaitu dimana saja risiko itu berada dan dapat ditemukan pada empat tempat utama antara lain B O U P (Barang, Orang, Uang dan Prosedur).

K (Kejadian)
Masalah yang dapat diangkat pada hal ini adalah apa saja yang terjadi pada tempat itu.

P (Penyebab)
Masalah yang dapat diangkat dalam hal ini adalah mengapa kejadian-kejadian tersebut sampai terjadi. Kejadian-kejadian tersebut dapat terjadi karena disebabkan oleh factor-faktor operasional seperti manusia, alam, teknologi, aturan dan pasar.

2. Penyusun Chek List
Dalam identifikasi risiko selain pendekatan T-K-P dapat juga ditelusuri dari siapa penyusun chek list. Penyusun chek list diantaranya manajer risiko dan chek list dari perusahaan asuransi.
Klasifikasi kerugian dalam chek list :
a. Kerugian Hak Milik (Property Losses)
Kerugian langsung
Kerugian tidak langsung
Kerugian pendapatan

b. Kerugian Berupa Kepada Pihak Lain (Liability Losses)

c. Kerugian Personil (Personal Losses)

Metode Identifikasi Risiko
1. Metode Kuesioner Analisis Risiko
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan segala informasi yang diperlukan agar tidak ada yang terlewatkan.

2. Metode Laporan Keuangan
Metode ini dilakukan dengan cara menganalisis segala laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan catatan keungan lainnya.

3. Metode Peta Aliran ( Flow Chart )
Metode ini dilakukan dengan cara mengawasi secara langsung bahan yang akan dijadikan barang produksi mulai dari suplier menuju ke gudang bahan menuju proses produksi, setelah barang jadi akan ditaruh pada gudang barang jadi dan akan di psalurkan kepada penyalur dan terakhir akan didistribusikan kekonsumen.

4. Metode Inspeksi Langsung Pada Obyek
Metode ini harus membentuk sebuah badan yang bertugas untuk mengamati langsung jalannya operasi perusahaan.

5. Metode Interaksi Dengan Bagian Lain
Metode ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman lengkap dan plaporan mutakhir perkembangan perusahaan.

6. Statistik Kerugian
Yaitu segala gambaran tentang kerugian yang telah terjadi dan kerugian yang sering terjadi serta seberapa besar kerugian yang sudah terjadi.

7. Analisis Lingkungan
Metode ini bertujuan untuk mengetahui seberpa besar minat pelanggan terhadap barang yang perusahaan produksi, mengetahui pesaing yang potensial dan siapa saja yang menguasai pemasaran produk yang sejenis.

Cara mengelola resiko

1. Risk avoidance 
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.

2. Risk reduction 
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko. 

3. Risk transfer 
Yatu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.  

4. Risk deferral 
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.  

5. Risk retention  
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.


Pola Pikir Technopreneurship

Arti penting perubahan pola pikir

Entrepreneur memiliki pola pikir yang produktif  dan non-entrepreneur sebaliknya. Cara merubah pola pikir dari konsumtif ke produktif adalah dengan contoh sebagai berikut.
Waktu luang kita dalam sehari hanya 2 jam. Coba maksimalkan untuk belajar mengembangkan kreatifitas kita dengan konsisten. Maka dari 2 jam itu akan menjadikan kita menjadi lebih berharga. Kita akan berusaha untuk meninggalkan kegiatan yang banyak menyita waktu namun sangat sedikit manfaatnya dan mulai melakukan tindakan-tindakan berharga yang sangat bermanfaat. Untuk membangun kebiasaan yang produktif menjadi satu kenyataan diperlukan adanya kemampuan berpikir untuk mewujudkan kebiasaan yang harus diasah secara berkelanjutan dengan pengusaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan keinginan hati yang akan menuntun kekuatan-kekuatan bersikap dan berperilaku yang terpola. 

Manfaat dari berfikir perubahan adalah dapat merubah kebiasaan yang mungkin dahulunya tidak baik, menjadi lebih bermakna dan lebih baik. Kita merenung mencari kekuatan yang mampu memotivasi untuk menggerakkan kemampuan berpikir melalui pemahaman unsur kata yang terkait menjadi bermakna untuk diingat. Seperti yang kita ungkapkan dalam : 
(K) Kerja
(E) Efesien & Efektif
(B) Bermutu
(I) Inisiatif
(A) Aktualisasi
(S) Semangat
(A) Aturan
(A) Analisa
(N) Niat 
Dengan memahami makna dari setiap huruf tersebut akan dapat memotivasi kita untuk mencoba hal baru yang lebih bermanfaat bagi kehidupan diri kita masing-masing. Jika Anda menginginkan perubahan kecil dalam hidup, ubahlah perilaku Anda. Tetapi bila Anda menginginkan perubahan yang besar dan mendasar, ubahlah pola pikir Anda.

Pola pikir wirausaha

1. Memiliki Locus of Control internal
Locus of Control (lokus kendali) adalah istilah untuk menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya. Seseorang yang memiliki kendali eksternal, adalah mereka yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh faktor-faktor diluar dirinya, seperti cuaca, kebijakan pemerintah, keluarga, pacar, peraturan kantor dan lain-lain. Sehingga mereka hanya punya sedikit sekali punya kontrol terhadap kehidupannya. Mereka cenderung pasrah, dan mengikuti ‘kehendak’ di luar dirinya. Sebagai contoh “wah hujan nih, mau gimana lagi, sudah pasti kita tidak bisa belajar dengan konsentrasi, habis hujan..” dan sebagainya. Intinya, hidup mereka dikendalikan oleh daya-daya diluar dirinya, dan mereka meyakini bahwa tidak banyak yang mampu dilakukan untuk mengatasinya. Sebaliknya kendali internal (internal locus of control) adalah pemikiran bahwa kita adalah pusat kendali. Cuaca boleh hujan, namun kita tetap punya kontrol penuh untuk membuat hati kita sedih/senang karena adanya hujan tersebut. Seorang wirausaha, diyakini memiliki kendali internal tersebut. Mereka yakin bahwa dirinyalah pusat kendali, bukan atasan, cuaca, kebijakan pemerintah dll.

2. Memiliki toleransi untuk ambiguitas
Beberapa ahli sering mengatakan bahwa salah satu blok kreativitas adalah keenganan untuk berbeda, kemalasan untuk mencari yang tidak biasa dan ketidakbersediaan untuk bermain-main dengan sesuatu yang menurut orang kebanyakan ganjil. Sebaliknya, seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar hal-hal yang dianggap pakem. Sebagai contoh: pakem yang umum buat mereka yang ingin membuka restoran adalah; bukalah di tempat yang ramai. Namun demikian, saat ini sudah sangat banyak contohnya dimana restoran yang dibuka di tempat terpencil (jauh diatas gunung, di pulau, di tengah sawah, dll) justru diserbu oleh pelanggannya.

3. Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya. 
Seorang wirausaha sejati sangat mengenal dirinya, dan ia menyadari bahwa dirinya bukanlah dewa. Ia sangat sadar akan kelebihan dan potensi, dan juga terkait hal-hal yang kurang dikuasainya. Oleh karena itu, mereka selalu siap untuk berbagi pikiran dan wawasan, serta mengisi kekosongan-kekosongan dalam usahanya. Sebagai contoh, beberapa orang mahasiswa yang membuka bisnis cuci motor, sangat sadar akan keterbatasannya dengan cairan kimia sabun. Oleh karena itu, mereka ikhlas bekerja sama dengan mahasiswa kimia/farmasi untuk menghasilkan formula sabun yang tidak panas ditangan, wangi dan tahan lama bersihnya. Satu hal adalah bahwa, mereka tidak pernah takut tersaingi. Sebaliknya, mereka sangat sadar bahwa sinergitas akan menghasilkan jauh lebih banyak dari yang dapat dibayangkan. Sinergi bukanlah satu ditambah satu sama dengan dua, namun satu ditambah satu bisa menjadi tiga, tujuh atau bahkan sebelas.

4. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal. 
Begitu seseorang berkecimpung dalam dunia wirausaha, maka seyogianya ia harus siap berenang dalam kreativitas. Hal ini sangat bisa dimaklumi,mengingat beberapa peluang bisnis, terutama yang pintu (entrance) untuk memulainya tidak sulit untuk dibuka (tidak butuh keterampilan khusus, tidak butuh modal besar dll), akan sangat mudah dipenuhi oleh para pemula (start-up). Sehingga yang tadinya bisnis baru tersebut berada di lautan biru (blue ocean) dalam waktu singkat ia harus berdarah-darah di lautan mera (red ocean) karena ratusan pesaingnya saling berebutan kue. Lalu bagaimana caranya bertahan dalam lautan darah seperti itu? Satu hal, yaitu konsistensi untuk selalu berkreativitas. Perusahaan waralaba ayam KFC, adalah contoh yang bisnis yang memiliki konsistensi untuk selalu berkreativitas. Hampir setiap bulan mereka selalu mengeluarkan paket-paket baru, seperti paket hemat plus CD musik, burger dengan harga terjangkau, paket ulang tahun, paket porsi anak-anak plus mainan anak (biasanya tokoh film kartun tertentu), interior ruangan yang selalu update dan dilengkapi taman bermain mini dll. Belum ditambah jika memasuki bulan ramadhan, maka KFC dengan kreativitasnya yang tinggi, akan meluncurkan paket sahur, paket berbuka, paket berdua dll. Dengan itu semua, daya tahan sebuah bisnis terhadap persaingan menjadi semakin kuat. Ia tidak akan mudah runtuh terhadap serbuan kompetitor yang semakin dasyhat.

5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Mata seorang wirausaha, adalah seperti mata elang. Mereka selalu awas terhadap peluang-peluang baru. Mereka –dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempa- mampu membaca trend jaman. Salah satu contoh kepekaan ini adalah apa yang dilakukan oleh Trans Corp dengan Proyek Trans Studionya. Mereka melihat kesempatan yang besar pada bisnis hiburan di Bandung Ibukota Jawa Barat. Jumlah penduduk yang berjumlah kurang lebih 40 juta ditambah penghuni Jabodetabek yang sekitar 20 juta, menjadi alasan yang sangat kuat untuk mendirikan kawasan terpadu yang sarat hiburan kelas dunia untuk keluarga. Inilah mata elang wirausaha. Mereka mampu melihat peluang dan berani mengambil tindakan untuk menangkapnya.

6. Rasa urgenitas yang tinggi.
Para tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini “inovasi atau mati”. Apa artinya? Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati, ini adalah sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Mengapa? Karena kompetitor begitu banyak dan pasar sangat haus terhadap inovasi baru. Mari kita lihat trend pasar telepon selular. Inovasi yang terjadi disini dapat dikatakan hampir terjadi setiap hari. Jika kita membaca surat kabar, maka sangat mudah ditemukan iklan yang mengabarkan teknologi terbaru dari sebuah telepon selular. Inilah bentuk dari urgenitas yang sangat tinggi. Para pelaku alat telekomunikasi canggih tersebut sangat paham, bahwa lengah satu langkah dapat berarti ancaman kebangkurtan (ditinggalkan pelanggannya).

7. Perseverance.
Mereka menjaga dan memelihara idenya untuk kemudian diwujudkan. Beberapa orang hanya berhenti pada level menemukan ide baru. Namun, para wirausahawan sejati, mereka memelihara, mengembangkan dan berusaha mewujudkan ide tersebut. Nurfitira Khoirunnisa[2] adalah contoh yang baik untuk menjelaskan karakter ini. Ia memiliki ide untuk membuat penghapus elektrik gara-gara badannya yang kurang tinggi, sehingga tidak dapat menjangkau seluruh bagian papan tulis di sekolahnya. Berkaca dari situasi itu, ia dan rekannya kemudian berusaha menciptakan penghapus elektrik. Inilah contoh preserverasi, yaitu usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan mewujudkannya.

8. Resilience (ketahanan).
Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika dipukul selalu kembali ke posisi semula. Inilah kewirausahaan yang sesungguhnya. Tidak ada satupun usaha yang tanpa penghalang dan tanpa hambatan. Namun, daya tahan ini akan mengembalikan kita kembali ke posisi semula. Sudah terlalu banyak para pelaku usaha mental dan jatuh diterjang angin. Namun tidak terlalu banyak yang kemudian dapat kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah terjerembab oleh kerasnya kehidupan.

9. Optimis.
Optimis, secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivita ke aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri. Mungkin para pembaca mengenal sosok Jerry Aurum, seorang fotographer ternama. Ia adalah contoh seorang wirausaha yang sangat optimis dan yakin dengan kapabilitas yang dimilikinya. Saat ini, berbagai institusi, dan perusahaan besar di Indonesia sudah menggunakan jasanya[3]. Optimisnya antara lain dibuktikan dengan kegigihannya dalam memulai usaha fotographinya. Ia mengirimkan 500 eksemplar kalender ke berbagai perusahaan di Indonesia yang berisi foto-foto hasil karyanya. Dengan rasa optimisnya, ia beranggapan bahwa minimal pasti ada satu dua perusahaan yang akan menggunakan jasanya. Hal itu kemudian terbukti, dan akhirnya berbagai tingkatan klien berlomba-lomba menggunakan jasanya.

10. Rasa humor tentang diri sendiri.
Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah salah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri sendiri. Ini adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi yang optimal. Sebaliknya sikap ini mendorong kita untuk selalu melihat hal-hal belum maksimal dan punya potensi untuk dikembangkan. Rasa humor terhadap diri sendiri, juga akan mampu memacu kreativitas dalam diri untuk selalu mencari sisi-sisi yang belum tereksplorasi.

Apa itu teori kecerdasan finansial?

Kecerdasan Finansial adalah kecerdasan untuk mengelola sumber daya potensial menjadi kekayaan Riel, kemudian mengolah kekayaan menjadi kekayaan yang lebih banyak lagi.
Menurut Robert Kiyosaki ada 5 kecerdasan finansial yang harus dipahami dan dijalankan. Kelima kecerdasan tersebut adalah :
1. Kecerdasan mencari
Mencari uang adalah kunci kecerdasan finansial yang pertama. Tanpa bisa mencari uang maka kita tidak akan mendapatkan uang. Untuk mendapatkan uang ini kita bisa mendapatkan dari bisnis, profesional , karyawan dan lain-lain. Orang yang menghasilkan Rp 100.000.000,00 per bulan tentu memiliki kecerdasan mencari yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang bisa mencari Rp 5.000.000,00 per bulan.

2. Kecerdasan melindungi
Selain memiliki kecerdasan mencari, maka kita juga harus memiliki kecerdasan melindungi uang kita. Walaupun bisa mencari banyak uang, jika kita tidak bisa melindungi maka kita tidak akan bisa kaya. Dengan memberikan perlindungan ini,  uang kita akan lebih terjaga. Misalnya jika kita harus membayar pajak 100, tapi kita bisa menghemat menjadi 50 tanpa melanggar hukum, berarti kita memiliki kecerdasan untuk melindungi.

3. Kecerdasan mengatur
Mengatur di sini berarti kita bisa bisa membagi-bagi berapa % dari penghasilan uang yang kita pakai, berapa % buat cadangan, berapa % untuk aman, dan berapa % untuk tunjangan hari tua. Kecerdasan mengatur ini sangat penting. Percuma saja kita memiliki kecerdasan mencari yang sangat tinggi tapi kita sama sekali tidak memiliki kecerdasan mengatur. Banyak sekali orang yang memiliki penghasilan yang sangat tinggi, tetapi tidak memiliki kecerdasan mengatur, sehingga malah jatuh miskin. 

4. Kecerdasan mengungkit
Kecerdasan mengungkit berarti keahlian mengubah uang kecil menjadi uang besar.  Mungkin anda bisa memakai properti, membeli bisnis dan lain-lain. Dengan kecerdasan mengungkit ini maka anda akan memiliki masif income yang besar. 

5. Kecerdasan mencari informasi
Selain keempat kecerdasan finansial di atas, ada salah satu hal yang sangat penting yaitu kecerdasan mencari informasi. Dengan memiliki kecerdasan mencari informasi kita akan tahu peluang-peluang yang bisa memberi penghasilan yang besar. 

Apa itu kreatif dan inovatif?

1. Kreatif
“Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang member kesempatan individu untuk menciptakan ide2 asli/adaptif fungsi kegunaannya secara penuh untuk berkembang” (Widyatun,1999)
“Kreatifitas adalah kemampuan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru, dan menentukan kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran” (James R. Evans, 1994)
“Kreatifitas adalah suatu kemampuan berpikir ataupun melakukan tindakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan sebuah kondisi ataupun permasalahan secara cerdas, berbeda (out of the box), tidak umum, orisinil, serta membawa hasil yang tepat dan bermanfaat” (inginhilangingatan, 2009)

2. Inovatif
Inovatif adalah usaha seseorang dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya dalam menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri ataupun lingkungannya.
Kemampuan seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya baru. (inovatif)

Cara mengukur potensi kreatif

1. Pengayaan
Tujuan utama dari pengayaan adalah untuk mengidentifikasi bakat kreatif. Lewis Terman telah melakukan studi longitudinal terhadap 1528 anak dan remaja dengan IQ 140 atau lebih, disebut genius. Terman menemukan bahwa meskipun siswa-siswi ini mencapai prestasi lebih tinggi dari rata-rata siswa, tetapi hanya sedikit sekali di antara mereka yang menjadi termasyur karena kualitas dan kinerjanya. sepertinya mereka kurang memiliki atau kehilangan imajinasi petualangan yang diperlukan untuk mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi.

2. Remediasi
Alasan untuk melakukan pengukuran (assessment) adalah untuk menemukan mereka yang kemampuan kreatifnya sangat rendah. Yang tidak menguntungkan adalah bahwa program remedial dalam kreativitas masih sangat langka, karena kita kurang mengetahui bagaimana melakukan hal ini, banyak orang melihat kreativitas sebagai bakat pembawaan dan tidak sebagai suatu kapasitas yang dapat dipelajari dan dilatih.

3. Bimbingan Kejuruan
Untuk membantu siswa memilih jurusan pendidikan dan karier masih tahap awal. Informasi mengenai kemampuan ini berguna dalam menyarankan siswa mengikuti pendidikan dan kejuruan yang menuntut kemampuan kreatif.

4. Evaluasi Pendidikan
Pendidik sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakah sekolah akan menggunakan program pengembangan kreativitas. Dapat menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa. Sesungguhnya faktor-faktor lainlah bertanggung jawab untuk menurunnya rata-rata prestasi siswa, yaitu terlalu banyak menonton televisi, kurangnya pengawasan atas pekerjaan rumah, dan peningkatan jumlah siswa yang kemampuannya rendah. Kurangnya evaluasi hasil pendidikan menyulitkan untuk menentukan apakah programnya efektif. Diperlukan evaluasi pendidikan secara menyeluruh dan berkelanjutan.

5. Pola Perkembangan Kreativitas
Pakar psikologi tertarik untuk mengetahui pola perkembangan kreativitas karena dua alasan: pertama, mereka ingin mengetahui bagaimana pertumbuhan dan penurunan kreativitas pada macam-macam tipe orang; dan kedua, mereka ingin mengetahui apakah ada masa puncak kala mana kreativitas sebaiknya dilatih. Penelitian seperti ini menghadapi masalah khusus; untuk membandingkan kelompok usia usia (atau kelompok suku, jenis kelamin dll) perlu menggunakan tes yang sama atau sebanding.

Cara meningkatkan kreatifitas
1. Beri kesempatan diri Anda menjadi kreatif
Berani untuk berpikir kreatif tanpa takut dibilang bodoh oleh orang lain. Ide-ide cemerlang biasanya lahir dari hal-hal yang mungkin dianggap bodoh dan tak berarti.

2. Beri pikiran Anda masukan segar setiap hari.
Agar kreatif, otak perlu distimulasi dengan hal-hal baru yang variatif. Mendengarkan radio dan berganti-ganti setiap hari, mendengarkan beraneka ragam jenis musik atau melakukan hal-hal lain yang sebelumnya tidak pernah dilakukan.

3. Amati berbagai produk dan jasa perusahaan lainnya, terutama yang berada dalam pasar yang benar-benar berbeda.
Tidak ada salahnya meminjam ide perusahaan lain, kemudian mengembangkan menjadi inovasi yang brilian.

4. Sadari kekuatan kreatif dari kesalahan.
Orang bijak mengatakan agar kita selalu belajar dari kesalahan yang diperbuat. Orang kreatif mengatakan kita dapat memperoleh ide dari kesalahan yang kita buat. Kisah Charles Goodyear menunjukkan hal tersebut. Setelah bekerja selama lima tahun untuk memformulasikan kombinasi karet, belerang dan timah putih, pada malam yang dingin tahun 1839, tanpa sengaja Charles menumpahkan sedikit campuran tersebut pada kompor kerjanya. Campuran tersebut meleleh membentuk senyawa baru yang selama ini dicari-cari!

5. Bawalah selalu buku harian untuk mencatat pikiran dan ide Anda.
Ide-ide kreatif kadang muncul tanpa disengaja dan di waktu yang tak terduga. Daripada cepat terlupa, ada baiknya membawa buku kecil untuk mencatat ide-ide yang mungkin akan muncul tiba-tiba.

6. Dengarkan orang lain.
Ide tidak selalu datang dari diri kita sendiri. Ide dapat datang dari orang lain atau bahkan kompetitor kita sendiri. Jadi selalu dengarkan orang lain karena mungkin ia akan menghadirkan ide cemerlang buat kita.

7. Dengarkan apa kata pelanggan.
Mendengarkan pelanggan wajib hukumnya. Mereka mengkonsumsi produk kita dan sekaligus menjadi sumber ide yang tiada habisnya.

8. Berbicara dengan anak kecil.
Anak-anak tidak membatasi pemikiran mereka. Mereka begitu bebas mengungkapkan kreatifitas mereka tanpa batas. Mereka dapat menjadi sumber ide yang berharga.

9. Simpan kotak mainan di kantor Anda.
Mainan-mainan kecil seperti yoyo, gasing dan lain-lain dapat menjadi sumber inspirasi. Ketika sedang bingung, Anda dapat mengambil satu dan memikirkan bagaimana benda tersebut berkaitan dengan masalah Anda.

10. Baca buku mengenai cara merangsang kreatifitas dan mengambil kursus kreatifitas.
Memahami prinsip-prinsip kreatifitas akan sangat membantu meningkatkan kemampuan kreatif kita.

11. Luangkan waktu Anda.
Sesekali luangkan waktu untuk berelaksasi, melepaskan diri dari rutinitas sejenak. Ide-ide baru bisa muncul ketika otak kita tidak dalam keadaan tegang.

Rabu, 06 Februari 2013

Kewirausahaan

Apa itu kewirausahaan?

Kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki beberapa pengertian. Kata entrepreneur sebenarnya berasal dari kata Perancis, entreprendre yang berarti “undertake.” Dalam kaitannya dengan dunia bisnis, kata tersebut berarti langkah awal memulai suatu bisnis.

Apa itu technopreneurship?

Technopreneurship merupakan istilah bentukan dari dua kata, yakni ‘teknologi’ dan ‘enterpreneurship’. Secara umum, kata Teknologi digunakan untuk merujuk pada penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia industri atau sebagai kerangka pengetahuan yang digunakan untuk menciptakan alat-alat, untuk mengembangkan keahlian dan mengekstraksi materi guna memecahkan persoalan yang ada. Sedangkan kata entrepreneurship berasal dari kata entrepreneur yang merujuk pada seseorang atau agen yang menciptakan bisnis/usaha dengan keberanian menanggung resiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang ada (Zimmerer & Scarborough, 2008). Jika kedua kata diatas digabungkan, maka kata teknologi disini mengalami penyempitan arti, karena Teknologi dalam “technopreneurship” mengacu pada Teknologi Informasi, yakni teknologi yang menggunakan Komputer sebagai alat pemrosesan.

Posadas (2007) mendefinisikan istilah technopreneurship dalam cakupan yang lebih luas, yakni sebagai wirausaha di bidang teknologi yang mencakup teknologi semikonduktor sampai ke asesoris Komputer Pribadi (PC). Sebagai contoh adalah bagaimana Steven Wozniak dan Steve Job mengembangkan hobi mereka hingga mereka mampu merakit dan menjual 50 komputer Apple yang pertama, atau juga bagaimana Larry Page dan Sergey Brin mengembangkan karya mereka yang kemudian dikenal sebagai mesin pencari Google. Mereka inilah yang disebut sebagai para teknopreneur dalam definisi ini.

Dalam wacana nasional, istilah Technopreneurship lebih mengacu pada pemanfaatan Teknologi informasi untuk pengembangan wirausaha. Berbeda dengan pengertian pertama diatas, jenis wirausaha dalam pengertian technopreneurship disini tidak dibatasi pada wirausaha teknologi informasi, namun segala jenis usaha, seperti usaha meubel, restaurant, super market ataupun kerajinan tangan, batik dan perak. Penggunaan teknologi informasi yang dimaksudkan disini adalah pemakaian Internet untuk memasarkan produk mereka seperti dalam perdagangan online (e-Commerce), pemanfaatan Perangkat Lunak khusus untuk memotong biaya produksi, atau pemanfaatan teknologi web 2.0 sebagai sarana iklan untuk wirausaha.

Dalam pengertian kedua ini, tidaklah jelas pihak mana yang bisa disebut sebagai technopreneur. Disini, kedua pengertian ini akan digunakan bersama-sama.

Filosofi seorang wirausaha

Filosofi 1: Awali Hari dengan Membaca, Isi hari-hari dengan Membaca dan berkarya, dan tutup hari-hari dengan Membaca, bersyukur dan planning 
Membaca disini adalah kegiatan membaca buku, berdiskusi, menulis buku, membaca pasar, dan membaca peluang- peluang bisnis yang ada, sehingga menghasilkan sebuah inovasi dan kreativitas bisnis baru. Berkarya disini adalah mengisi waktu-waktu dengan bekerja, berwirausaha, berbisnis, intinya jangan sampai kita membiarkan sedetik pun dalam hari-hari kita tidak terisi dengan karya nyata, tidak terisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Jadi berkarya dapat diartikan dengan selalu mengisi hari-hari kita dengan sesuatu yang bernilai manfaat. Bersyukur itu penting agar bisnis yang kita jalankan selalu tumbuh dan berkembang, karena dalam setiap syukur ada sebuah keberkahan yang akan semakin memajukan bisnis yang kita jalankan, disamping itu selalu membuat planing akan selalu memacu kita untuk selalu berkarya dan bekerja keras.

Filosofi 2: Selalu mendengar dengah hati yang tulus adalah kunci menuju perubahan
Selalu mendengar disini adalah selalu meminta masukan, koreksi, perbaikan dan inovasi-inovasi yang diinginkan oleh konsumen, sebuah perusahaan akan menjadi maju jika selalu meminta masukan dari siapapun juga, baik itu dari bawahan, dari konsumen, maupun dari perusahaan lain.

Filosofi 3: Selalu Menyapa dengan tulus merupakan kunci keberhasilan organisasi
Seorang wirausaha harus mengalokasikan waktunya walaupun hanya 1 menit untuk menyapa dan bertukar pikiran dengan jajaran karyawannya agar sebuah perusahaan bisa tumbuh dan berkembang, manajemen dapat berjalan dengan baik

Filosofi 4: Bangunlah Sebuah Bisnis yang mencerdaskan
Bisnis yang mencerdaskan adalah sebuah bisnis yang tidak hanya menghasilkan keutungan materi, dan memberikan manfaat bagi konsumen. Namun harus bisa memberikan nilai tambah ilmu dan pengetahuan baru kepada setiap konsumen yang menggunakan produk kita. Selain itu Sebuah perusahaan yang mencerdaskan harus pula dapat memberikan multiplayer efek bagi kemajuan pendidikan, diantaranya dapat dilakukan dengan cara memberikan beasiswa dari hasil laba perusahaan, membuka sekolah gratis bagi para anak-anak karyawan, dan membuka universitas-universitas untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.

Filosofi 5: Setiap hari harus memiliki rencana dan tujuan yang ingin dicapai
Minimal memiliki 1 rencana yang akan dilaksanakan, dan setelah satu rencana beres maka merencanakan kegiatan lainnya

Filosofi 6: Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini
Dalam bisnis pun sama hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, sehingga akan senantiasa ada perbaikan manajemen, perbaikan pelayanan, dan inovasi-inovasi baru dalam setiap harinya.
Filosofi 7 : Apabila telah selesai dari satu bisnis maka kerjakanlah bisnis yang lain
Ekspansi bisnis perlu dilakukan agar bisnis kita terus berkembang dengan pesat, hal ini perlu dilakukan agar bisnis yang kita lakukan tidak mengalami stagnan.

Karakteristik seorang wirausaha

Sifat Instrumental
Dia dalam berbagai situasi selalu memanfaatkan segala sesuatu yang ada dalam lingkungannya demi tercapainya tujuan pribadi dalam berusaha.

Sifat Prestatif
Dia dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih efektif dibandingkan dengan hasil yang tercapai sebelumnya.

Sifat Keluwesan Bergaul
Dia selalu berusaha untuk cepat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi hubungan antar manusia. Dia aktif bergaul, membina kenalan-kenalannya dan mencari kenalan baru, serta berusaha untuk dapat terlibat dengan mereka yang ditemui dalam kegiatan sehari-hari.

Sifat Kerja Keras
Dia selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai. Dia mengutamakan kerja dan mengisi waktu yang ada dengan perbuatan nyata untuk mencapai tujuan.

Sifat Keyakinan Diri
Dia selalu percaya pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak, bahkan berkecenderungan untuk melibatkan diri secara langsung dalam berbagai situasi dengan optimisme untuk berhasil.

Sifat Pengambilan Resiko
Dia selalu memperhitungkan keberhasilan dan kegagalan dalam setiap kegiatannya khususnya untuk mencapai keinginannya. Dia akan melangkah bila kemungkinan untuk gagal tidak terlalu besar.

Sifat Swa Kendali
Dia dalam menghadapi berbagai situasi selalu mengacu pada kekuatan dan kelemahan pribadi dan batas-batas kemampuan dalam berusaha. Dia selalu menyadari dengan adanya pengendalian diri ini maka setiap kegiatannya menjadi lebih terarah dalam mencapai tujuannya.

Sifat Inovatif
Dia selalu mendekati berbagai masalah dengan berusaha menggunakan cara-cara baru yang lebih bermanfaat. Dia terbuka terhadap gagasan, pandangan, dan penemuan baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya. Dia tidak terpaku pada masa lalu, tapi selalu berpandangan ke depan untuk mencari cara-cara baru atau memperbaiki cara-cara yang biasa dilakukan orang lain untuk peningkatan kinerja. Dia cenderung melakukan sesuatu dengan cara yang khas, unik dari hasil pemikirannya. Termasuk dalam sifat inovatif ini adalah kecenderungan untuk selalu meniru tetapi melalui penyempurnaan tertentu (imitatif inovatif).
Sifat Kemandirian
Dia selalu mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi. Keberhasilan dan kegagalan merupakan konsekuensi pribadi wirausaha. Dia mementingkan otonomi dalam bertindak, pengambilan keputusan dan pemilihan berbagai kegiatan dalam mencapat tujuan. Dia lebih senang bekerja sendiri, menentukan dan memilih cara kerja yang sesuai dengan dirinya. Ketergantungan pada orang lain merupakan suatu yang bertentangan dengan kata hatinya. Dia dapat saja bekerja dalam kelompok selama mendapat kebebasan bertindak dan dalam mengambil keputusan.

Tipe-tipe wirausaha

Penasehat (Advisor)
Kebanyakan konsultan dipercayai banyak orang karena pendidikan dan pengalaman yang mereka peroleh seperti di bidang konsultan keuangan. Di bidang ini, konsultan mendapat uang dari jasa mereka memberikan saran atau pun mencarikan solusi bagi klien-klien mereka.

Organisator
Contoh usaha tipe ini adalah event organizer dimana anda harus memaintain ataupun me-manage jalannya sebuah usaha.

Creator
Tipe yang ini adalah tipe pembangun bisnis dimana memerlukan kreativitas anda untuk mampu membuat barang atau jasa baru yang sebelumnya belum ada.

Care Taker
Pengusaha yang bergerak di bidang perkebunanan adalah salah satu conton dimana anda harus mampu sebuah bisnis dan di perlukan sikap yang sabar, tekun, dan konsisten.

Communicator
Tipe ini adalah anda yang mampu memberikan informasi yang menjadi demand seperti bidang sales.

Entertainer
Tipe ini adalah tipe entrepreneur yang mampu membuat atau menambah pengalaman positif bagi orang lain misalnya : aktor dan penyanyi.

Investor
Tipe ini adalah tipe entrepreneur yang di bidang saham atau property yang mampu membuat uang mereka bekerja.

Seller
Tipe ini memiliki keahlian dalam menjual apapun mau itu jasa atau barang misalnya asuransi.

Engineer / Technology
Tipe ini adalah pengusaha yang memiliki keahlian di bidang teknik, misalnya bidang otomotif.

Wirausaha berbasis TI

Wirausaha berbasis teknologi informasi adalah penggunaan teknologi informasi dalam mendukung proses bisnis. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, akan dapat meningkatkan hasil dan kualitas dari usaha tersebut. Sebagai contoh toko komputer yang memanfaatkan website untuk menjual barang jualannya. Dengan menggunakan website, sebuah toko akan lebih dapat dijangkau oleh orang banyak daripada toko yang hanya jualan di daerah setempat. Promosi lewat website juga lebih memungkinkan dilihat banyak orang. Namun kelemahan promosi di website adalah tidak semua orang dapat melihat websitenya, dikarenakan tidak memiliki akses internet. 

Wirausaha bidang TI di Sillicon Valley – Amerika Serikat

Wirausaha bidang TI di Silicon Valley sangatlah maju, hal ini dikarenakan orang-orang di sana yang tidak cepat menyerah dalam menerima kegagalan. Kultur kerja di Silicon Valley yang membiasakan orang menerima kegagalan lalu bangkit lagi merupakan kekuatan terbesar. Lalu semangat kerja dimana semua orang dapat berbagi informasi yang positif mampu menciptakan budaya tumbuh bersama. Yang terakhir adalah kegigihan dalam mencapai apa yang mereka inginkan merupakan sesuatu yang membuat mereka bertahan.

Wirausaha bidang TI di Bangalore – India

Wirausaha bidang TI di Bangalore sangat maju, terutama di bagian piranti lunak. Saat ini di Bengalore terdapat sekitar 1500 perusahaan piranti lunak yang mengerjakan berbagai proyek dari AS dan Eropa dan telah berhasil mengangkat India menjadi salah satu negara produsen piranti lunak terbesar di dunia. Industri berbasis pengetahuan dari India, seperti piranti lunak, jasa teknologi informasi dan farmasi yang membutuhkan mutu sumber daya manusia yang berpengetahuan khusus mampu dipenuhi dengan baik oleh India dan bahkan mendapat pengakuan masyarakat bisnis internasional. Tidak mengherankan bila perusahaan modal ventura (venture capital) dari AS banyak yang mengadu untung di Bengalore, India.

Wirausaha berbasis TI di Indonesia

Wirausaha berbasis Teknologi Informasi adalah wirausaha yang menggunakan dan mengembangkan unit usaha dan unit produksinya dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Proses pengembangan unit usaha dan unit produksi dengan memanfaatkan teknologi dapat meningkatkan hasil sekaligus performa dari unit usaha tersebut. Di Indonesia masih belum banyak yang memanfaatkan teknologi informasi dalam melakukan usaha. Namun ada beberapa yang sudah memanfaatkannya, misalnya menawarkan barang yang akan di jual di took, dengan memasang iklan di internet. Salah satu metode ini, sudah tidak asing lagi di dunia maya. Dengan memasang iklan di internet, penjual akan lebih banyak dilihat barang jualannya oleh pengguna internet. Contoh nyata adalah memasang iklan jualan di forum jual beli TokoBagus.com ataupun Kaskus.co.id. Jadi kesimpulannya pengembangan wirausaha berbasis TI di Indonesia masih belum maksimal, namun ada beberapa yang sudah memanfaatkan teknologi informasi.