Penting, karena dalam mengelola sebuah usaha kita harus mengerti aspek sebuah kepemimpinan.
Sebagai contoh:
Ada nasehat penting dari seorang bernama “Gerald Abraham”, dia penasehat bisnis sebuah Firma, sekaligus Direktur sebuah Konsultan Keuangan, dia mengatakan, ada 9 aspek penting sebelum memulai usaha yaitu
1. Memahami konsep produk atau jasa secara baik.
Memahami tidak hanya secara teknis produksi, tetapi juga target pasar yang dituju dan prospeknya. Mulai dari lingkungan yang terkecil hingga lingkungan yang besar, termasuk melihat sisi human behavior, kebutuhan konsumen dan lainnya.
2. Membuat visi dan misi bisnis.
Hanya seseorang atau perusahaan yang memiliki visi misi yang akan berhasil. Setiap orang yang mau memulai bisnis harus membuat visi dan misi agar tetap fokus terhadap tujuan bisnisnya. Tidak sedikit usaha yang mulai berkembang mengalami kegagalan pada tahab berikutnya, karena organisasi tersebut tidak fokus terhadap planning bisnis awal, akibat terlalu banyak mencoba mengembangkan bidang usaha baru lain.
3. Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses.
Sikap mental yang baik merupakan kunci keberhasilan dalam usaha. “Tidak ada kesuksesan yang diraih dalam waktu semalam.” Ini sesuatu yang harus di-ingat setiap calon “Entrepreneur”. Sukses membutuhkan waktu, sikap pantang menyerah, proses belajar yang berkesinambungan, melihat permasalahan secara positif, dan kehati-hatian namun tegas . Entrepreneur juga harus mampu melihat setiap peluang yang ada dan terus belajar dari setiap kegagalan.
4. Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif.
Ilmu manajemen menyebutkan, “Perencanaan yang baik adalah 50 % keberhasilan” sedang strategi bisnis mutlak diperlukan agar usaha kita exis dan terus berjalan. Secara statistik, hampir seluruh kegagalan bisnis kecil dan menengah disebabkan oleh kurang efektifnya perencanaan bisis yang dibuat. Perencanaan bisnis perlu digambarkan secara akurat, sejalan dengan realitas pasar.
5. Pentingnya pengetahuan dasar manajemen, organisasi, dan system.
Setiap usaha dari yang paling kecil sekalipun membutuhkan manajemen yang baik, untuk memastikan proses produksi, distribusi, dan pemasaran berlangsung dengan baik. Sistem manajemen yang buruk akan mengakibatkan adanya biaya yang tidak perlu. Seperti bahan baku yang terbuang, pekerja yang tidak produktif, koordinasi dan komunikasi antara pegawai yang tidak efektif, sehingga banyak keputusan yang terhambat. Hal-hal tersebut menjadikan pemborosan biaya, waktu, dan produktifitas kerja karyawan.
6. Optimalisasi sumber daya manusia.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha yang sangat penting. Banyak pakar yang menyadari bahwa merekrut pegawai yang tepat dan berpotensi dapat menutup kelemahan manajemen, organisasi dan sistem dalam jangka pendek. Nasehat bissnis menyebutkan, “Tempatkanlah seseorang sesuai dengan kemampuannya.” Dengan SDM yang tepat, maka kita sudah berada pada jalan untuk mencapai sukses.
7. Pemimpin yang mumpuni dan kreatif.
Dalam memulai usaha, setiap calon entrepreneur akan dihadapkan dengan banyak permasalahan. Tidak jarang, karena keterbatasan pengetahuan mereka membuat keputusan yang tidak tepat, sehingga usaha gagal dan bangkrut. Hal ini tidak akan terjadi apabila pemimpin bisnisnya seorang yang mumpuni dan kreatif.
Kreatifitas, seperti “thingking outbox” atau kemampuan melakukan analisa permasalahan diluar pemahaman yang sudah ada, dan mencari alternatif solusi kreatif dan akan sangat membantu usaha anda untuk berhasil. Kreatifitas juga membantu anda dalam menyesuaikan produk-produk yang dihasilkan dapat diterima pasar. Kreatifitas juga termasuk kejelian seseorang melihat berbagai peluang.
Sosok pemimpin yang mumpuni sangat penting dalam menghadapi berbagai masalah. Ia seorang “problem solving” atas semua permasalahan yang ada, sekaligus menjadi panutan.
8. Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan.
Pemahaman atas aspek ini angat penting dalam perkembangan usaha anda. Seringkali produksi terganggu karena pengelolaan keuangan yang tidak baik. Ilmu ini penting dipelajari, sebab menjadi variabel krusial dalam usaha. Misal, pengetahuan dasar atas cash flow atau arus kas, biaya pendanaan, modal kerja, dan lainnya.
9. Pemasaran, pelayanan dan product brand.
Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan penjualan produk atau jasa. Sebaik apapun produk atau jasa yang dihasilkan, tanpa pemasaran yang baik, maka akan sangat sukar untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan usaha.
Dipihak lain, pelayanan yang baik kepada pelanggan juga sangat penting, ilmu manajemen mengatakan, “Good service, good bissnis”, pelayanan yang baik merupakan bagian dari bisnis yang baik.
Keunggulan produk juga merupakan kunci perkembangan usaha, produk yang baik, diminati, dan disukai akan dicari oleh banyak konsumen.
Apa bila hal ini dijalankan dan diperhatikan, akan memudahkan keberhasilan usaha anda.
Manajer vs Pemimpin
1. Pemimpin selalu dan hanya berhubungan dengan orang-orang atau para bawahansedangkan manager tidak selalu berhubungan dengan orang tetapi juga bisa berhubungandengan waktu maka disebut managemen waktu, berhubungan dengan tujuan makadisebut managemen tujuan, dll.
2. Seseorang disebut manager karena ia melakukan fungsi management bukan karenaposisinya sebagai atasan sedangkan seseorang disebut pemimpin semata-mata karena posisi dia sebagai atasan.
3. Seorang pemimpin memiliki fungsi dasar adalah mengarahkan dan menggerakkanseluruh bawahan untuk bergerak pada arah yang sama yaitu tujuan sedangkan fungsimanager adalah managemen yaitu kegiatan-kegiatan seputar perencanaan, pengorganisasian, penempatan staff, pengarahan dan kontrol.
4. Seorang manager lebih mengandalkan kekuasaan sedangkan pemimpin lebihmengandalkan kharisma atau kewibawaan yang dimilikinya.
5. Seorang manager dipilih melalui jalur formal (seperti dipilih oleh komisaris/direktur)sedangkan pemimpin biasanya berdasar kontrak social dengan anggota/bawahan.
6. Seorang manager bertanggung jawab kepada atasannya, sedangkan seorang pemimpin bertanggung jawab kepada anak buahnya.
7. Seorang pemimpin merupakan bagian dari pengikut sedangkan manager merupakan bagian dari organisasi.
8. Seorang manager belum tentu menjadi seorang pemimpin, tetapi seorang pemimpin dituntut untuk menjadi seorang manager terlebih dahulu. Agar mampu bertahan di era perubahan, organisasi bisnis memerlukan generasiyang baru – yaitu (pemimpin) – bukan manajer. Memahami perbedaan antara manager dan pemimpin itu penting. Pemimpin menundukkan konteks-konteks,mengatasi situasi turbulensi, melawan ambiguitas yang menghancurkanorganisasi – sedangkan manajer menyerah kalah.
Kepemimpinan awal dan kepemimpinan kontemporer
Kepemimpinan Awal
Pada umumnya studi-studi kepemimpinan pada tahap awal mencoba meneliti tentang watak individu yang melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka dan lain-lain (Bass 1960, Stogdill 1974).
Stogdill (1974) menyatakan bahwa terdapat enam kategori faktor pribadi yang membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, tanggung jawab, partisipasi, status dan situasi. Namun demikian banyak studi yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang membedakan antara pemimpin dan pengikut dalam satu studi tidak konsisten dan tidak didukung dengan hasil-hasil studi yang lain. Disamping itu, watak pribadi bukanlah faktor yang dominan dalam menentukan keberhasilan kinerja manajerial para pemimpin (Stogdill 1974).
Kepemimpinan Kontemporer
Definisi sederhana dari kepemimpinan kontemporer dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan kontemporer menekankan pemimpin sebagai pembentuk makna atau menggunakan kata-kata, gagasan dan kehadiran fisik untuk mengendalikan bawahannya.
Teori Kepemimpinan Kontemporer
1. Kepemimpinan Karismatik
Para pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan heroik yang luar biasa, ketika mengamati perilaku pemimpinnya.
2. Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin yang menginspirasi pengikutnya untuk melampau kepentingan pribadi mereka dan mampu membawa dampak mendalam dan luar biasa bagi para pengikutnya.
3. Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin yang memotivasi para pengikutnya menuju ke sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas.
4. Kepemimpinan Visioner
Kemampuan menciptakan dan mengartikulasi visi yang realistik, kredibel dan menarik masa depan organisasi yang sedang tumbuh dan membaik dibanding saat ini.
Apa itu Faktor X
Faktor X adalah sesuatu yang kita cari dan kita miliki. Ia akan menemani siapa saja yang ingin berubah, menjadi lebih baik. Faktor “x” yang melekat pada diri seseorang itu adalah benda tak berwujud, namun dapat dirasakan. Awalnya ia tidak melekat pada diri seseorang, atau kecil sekali. Namun kalau seseorang tersebut tekun, faktor X akan terus tumbuh karena ia hidup. Dan karena ia hidup, ia pun dapat menjadi mati. Ia akan hidup kalau seseorang tersebut menjaga kepercayaan, menumbuhkan kreatifitas dan keahlian, dan memberi banyak oksigen dari lingkungan yang bersih. Ia akan mati kalau seseorang tersebut main-main dengan kepercayaan, berperilaku arogan, menentang pembaharuan, dan membiarkan terjadi penuaan.
Cara menggali dan menemukan Faktor X
1. Kenalilah diri Anda sendiri dan mulailah menimbulkan “X” pada diri Anda
2. Carilah pintu yang mampu membuat “X” Anda tumbuh. Datangi dan ketuklah masing-masing pintu itu.
3. Pintu yang bagus adalah pintu yang di dalamnya terdapat ruang besar bagi Anda untuk berkembang dan di dalamnya terdapat pintu-pintu lain yang dapat Anda buka. terdapat pintu-pintu lain yang dapat Anda buka.
4. Waspadailah hidup yang nyaman, karena hidup yang demikian dapat membuat hidupmu sulit. Berselancarlah pada gelombang-gelombang ketidaknyamanan dengan berani menembus hal-hal baru yang sulit karena Anda akan mendapatkan pembejaran-pembelajaran baru.
5. Pintu yang tepat adalah pintu yang membuat Anda merasa mampu untuk tumbuh dan memberi ruang untuk berkembang.
Contoh sikap, tipe dan karakteristik Faktor X
Sikap menghadapi faktor X: Dalam menjalani bisnis kita ada faktor-faktor x yang tidak kita ketahui akan mempengaruhi rintisan bisnis kita. Orang yang berpengalaman mengetahui faktor-faktor x tersebut adalah wirausaha yang lebih senior. Cara kita menghadapi faktor x itu adalah belajar kepada orang-orang yang lebih senior. Banyak wirausaha yang lebih senior, bila kita ingin cepat sukses di bidang yang kita geluti, maka sangat perlu belajar pada wirausaha senior yang menggeluti bidang yang sama dengan kita.
Tipe Faktor X:
A. Faktor X yang mendukung berwirausaha :
1. Niat dan keinginan untuk berwirausaha
2. Adanya peluang untuk melakukan usaha
3. Bisa mengurangi tingkat pengangguran di sekitar kita
4. Mengeluarkan kemampuan yang kita punyai
5. Menerapkan dan meningkatkan kreativitas
6. Memanfaatkan kesempatan yang ada
7. Adanya modal usaha yang mendukung
8. Memanfaatkan sesuatu menjadi lebih baik/bermanfaat
9. Tingginya minat/ketertarikan konsumen/pasar terhadap usaha yang akan kta lakukan
10. Enaknya/nyamannya menjadi wirausahawan atau business man
B. Faktor X yang menghalangi berwirausaha :
1. Tidak mempunyai niat untuk menjadi wirausahawan/berwirausaha
2. Kurangnya kreativitas
3. Tidak percaya diri atas usaha yang dilakukan
4. Banyaknya saingan
5. Susahnya pemasaran/memasarkan
6. Minimnya minat pasar
7. Takut gagal dan rugi
Karakteristik faktor “X” :
1. Merupakan penentuan keberhasilan.
2. Merekat pada diri manusia.
3. Tidak diperoleh dalam waktu sekejap.
4. Namun ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi “x” besar.
5. Dapat berasal dari diri sendiri, namun juga dapat berasal dari luar diri.
6. Sekali tumbuh ia dapat dipakai untuk usaha lainnya.