Selasa, 26 Februari 2013

Karakter dan Resiko


Apa itu karakter yang berorientasi pada tindakan?

Salah satu ciri seorang pengusaha adalah pikirannya yang lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau berwacana. Seorang pengusaha selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Kalau dia hanya berkata-kata dan tak bertindak, segala kesempatan yang ada berubah menjadi bencana (kerugian). Selain itu, seorang pengusaha juga harus memiliki orientasi PDCA (plan, do, check, and action). Hal ini berarti dia tidak hanya sekedar merencanakan berbagai strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya. Secara spesifik, seorang pengusaha harus menghindari:
1. NATO (no action talk only)
2. NADO (no action dream only)
3. NACO (no action concept only)

NATO hanya akan menghasilkan gosip, NADO hanya menghasilkan visi tanpa tindakan, dan NACO hanya menghasilkan teori dan falsafah. Umumnya, yang berpikiran NACO adalah akademisi yang berpikir menggunakan logika formal.

Seorang konseptor atau teoretikus, bekerja dengan data dan jarang sekali berada di lapangan. Sebaliknya, seorang wirausaha menghabiskan 90% dari waktunya di lapangan bersama-sama dengan karyawan, pemasok, dan pelanggan-pelanggannya. Karena bekerja dengan data, maka supaya valid dan ilmiah, seorang konseptor harus terbiasa menguji data-datanya, membangun model, dan melakukan validasi. Masalahnya, kalau seorang konseptor tidak menguasai keadaan dan informasi di lapangan, dia bisa menjadi ragu akan keputusannya, sehingga cenderung mengulangi lagi siklus di atas, yaitu mengumpulkan data lagi. Akibatnya, dia bisa berputar-putar dan lebih berorientasi pada pikiran daripada tindakan.
Sebaliknya, seseorang yang berorientasi pada tindakan adalah orang yang memiliki tingkat efektivitas yang tinggi.

Sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan

Berorientasi pada tindakan adalah melakukan suatu tindakan yang dilandasi dengan akal pikiran yang sehat berdasarkan pada keadaan yang sedang terjadi saat ini. Dalam melakukan tindakan ini, dibutuhkan keberanian dari diri orang itu sendiri dan tindakan yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuannya. Tujuan disini adalah untuk mendapatkan reaksi dari orang yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan dari tindakan tersebut diperlukan beberapa kebiasaan yang harus dilakukan yaitu:
1. Proaktif
Mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu atau berwacana

2. Bermula dari ujung pemikiran (goal oriented)
Misi pribadi ditemukan melalui serangkaian tindakan atau kejadian-kejadian pahit sehingga membentuk kebajikan dan filosofi hidup

3. Mendahulukan hal yang utama
Berikan waktu lebih untuk bekerja dengan perencanaan, mengembangkan hubungan, memanfaatkan peluang-peluang dan recharge pengetahuan

4. Berfikir dan bertindak win/win
Berwirausaha pada dasarnya adalah berupaya untuk memenangkan kehidupan.

5. Cari tahu dulu untuk memahami, baru dipahami
Seorang wirausaha harus memiliki keterbukaan (open mind) untuk mendengarkan, dan tidak cepat-cepat menolak, berargumentasi, atau melawan atas apa yang didengar dari pihak lain.

6 Sinergi
Seorang Wirausaha harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang lebih besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Sinergi yang efektif sangat bergantung pada komunikasi.

7. Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Berikan makanan pada jiwa (spiritual), hidup yang seimbang, lakukan meditasi, bacalah buku-buku self-help yang membangkitkan semangat atau dengarkanlah  musik yang menggairahkan. Jangan pernah takut mengahadapi kesalahan kecil.

8. Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya
Dari prilaku efektif menjadi luar biasa. Mulailah dengan menemukan atau mengenali keunikan diri sendiri.

Apa itu resiko?
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia: "Resiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan"

2. Arthur Williams dan Richard, M. H.: ”Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu”

3. Prof Dr.Ir. Soemarno,M.S.: ”Suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi disebut resiko”

4. Ahli Statistik: Resiko adalah derajat penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.

Identifikasi resiko potensial

Identifikasi risiko adalah proses menganalisis untuk menentukan secara sistematis risiko (kerugian potensial). Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan cara :
1. Pendekatan T-K-P 
T (Tempat) yaitu dimana saja risiko itu berada dan dapat ditemukan pada empat tempat utama antara lain B O U P (Barang, Orang, Uang dan Prosedur).

K (Kejadian)
Masalah yang dapat diangkat pada hal ini adalah apa saja yang terjadi pada tempat itu.

P (Penyebab)
Masalah yang dapat diangkat dalam hal ini adalah mengapa kejadian-kejadian tersebut sampai terjadi. Kejadian-kejadian tersebut dapat terjadi karena disebabkan oleh factor-faktor operasional seperti manusia, alam, teknologi, aturan dan pasar.

2. Penyusun Chek List
Dalam identifikasi risiko selain pendekatan T-K-P dapat juga ditelusuri dari siapa penyusun chek list. Penyusun chek list diantaranya manajer risiko dan chek list dari perusahaan asuransi.
Klasifikasi kerugian dalam chek list :
a. Kerugian Hak Milik (Property Losses)
Kerugian langsung
Kerugian tidak langsung
Kerugian pendapatan

b. Kerugian Berupa Kepada Pihak Lain (Liability Losses)

c. Kerugian Personil (Personal Losses)

Metode Identifikasi Risiko
1. Metode Kuesioner Analisis Risiko
Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan segala informasi yang diperlukan agar tidak ada yang terlewatkan.

2. Metode Laporan Keuangan
Metode ini dilakukan dengan cara menganalisis segala laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan catatan keungan lainnya.

3. Metode Peta Aliran ( Flow Chart )
Metode ini dilakukan dengan cara mengawasi secara langsung bahan yang akan dijadikan barang produksi mulai dari suplier menuju ke gudang bahan menuju proses produksi, setelah barang jadi akan ditaruh pada gudang barang jadi dan akan di psalurkan kepada penyalur dan terakhir akan didistribusikan kekonsumen.

4. Metode Inspeksi Langsung Pada Obyek
Metode ini harus membentuk sebuah badan yang bertugas untuk mengamati langsung jalannya operasi perusahaan.

5. Metode Interaksi Dengan Bagian Lain
Metode ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman lengkap dan plaporan mutakhir perkembangan perusahaan.

6. Statistik Kerugian
Yaitu segala gambaran tentang kerugian yang telah terjadi dan kerugian yang sering terjadi serta seberapa besar kerugian yang sudah terjadi.

7. Analisis Lingkungan
Metode ini bertujuan untuk mengetahui seberpa besar minat pelanggan terhadap barang yang perusahaan produksi, mengetahui pesaing yang potensial dan siapa saja yang menguasai pemasaran produk yang sejenis.

Cara mengelola resiko

1. Risk avoidance 
Yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.

2. Risk reduction 
Risk reduction atau disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode yang mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko. 

3. Risk transfer 
Yatu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.  

4. Risk deferral 
Dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.  

5. Risk retention  
Walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurnagi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.


1 komentar:

  1. Ka mau tnya ini referensinya dr buku apa aja ya mau dong ref.nya

    BalasHapus